(1)Sebagai pendewasaan pendidikan demokrasi lewat kampus, politik memang bukanlah hal yang asing bagi mahasiswa, tetapi banyak juga ditemukan mahasiswa yang anti politik seperti ditemukan Gerakan Anti Pemilu Raya (GAPR) alias golongan putih (Golput) yang dalam teori politik disebut apatisme politik, yang memasang sepanduk atau pamflet di sudut-sudut kampus menyaingi kampanye dari calon kandidiat. Hal ini bisa dikatakan kelompok itu punya kepentingan dalam pemilu mahasiswa, entah itu apa motifnya, meskipun begitu tentu kita mengapresiasi karena GAPR/Golput bagian dari demokrasi.
Pemilu di lingkungan kampus, sangat menarik untuk diamati hal ini tidak lain karena dinamika yang menyertainya seperti tingkat partisipasi/kontribusi mahasiswa semakin menurun karena bagi sebagian mahasiswa pemilu raya hanya untuk kepentingan kelompok tertentu sehingga dirinya ogah untuk ambil peran. Kemudian adanya kejadian-kejadian anarkis yang dilakukan oleh pendukung yang calonnya kalah, sehingga menurut pemerhanti politik kampus, pemira tidak lagi sebagai ajang demokrasi yang dapat mengakomodir keinginan mayoritas mahasiswa melainkan hanya segelintir mahasiswa yang terlibat didalamnya.
Meskipun begitu, kita sebagai seorang intelektual tentu dapat berfikir jernih, bagaimana seandainya pemilu di lingkungan kampus ditiadakan? Tentu kita sepakat bila sampai terjadi maka gelaplah demokrasi Indonesia kedepan. Mari kita belajar dari pemilu yang dilakukan mahasiswa untuk kebaikan demokrasai kedepan, boleh jadi dengan proses pembelajaran demokrasi di kampus akan memperbaiki sikap berpolitik masyarakat Indonesia.
(2)Menurut kamus, kata kongres dapat diartikan sebagai pertemuan besar para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai berbagai masalah; muktamar; rapat besar. Hal ini sejalan dengan makna gotong royong sebagai inti dari Pancasila dan sesuai juga dengan semangat persatuan dan kesatuan sesuai dengan butir ketiga di dalam Pancasila.
Begitu pula, ide kongres ini tidak ada sedikitpun nilai-nilai yang bertentangan dengan semangat awal dibentuknya BPM dan Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ,sebagai wahana untuk menjalin kebersamaan (ukhuwah) antar mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, khususnya dalam lingkup Fakultas Teknik. Sebagai sebuah masyarakat akademis maka ide-ide pembaharuan itu harus selalu digelontorkan. Karena pada dasarnya, kehidupan ini selalu meninggalkan hari kemarin. Sudah selayaknyalah proses think and rethink, shape and reshape kita selalu usahakan demi tercapainya kehidupan yang harmonis dan memiliki nilai lebih bagi kehidupan. Hal itulah yang merupakan ciri dari insan akademis yang selalu memiliki semangat mencari dan memberi yang terbaik (searching and serving the best). Sesuai dengan alur berfikir ilmiah maka keberadaan dari sesuatu itu harus dilihat dari aspek ontologi (keberadaan), epistemologi (cara dalam mendapatkan), dan aksiologi (nilai kegunaan). Jika ketiga aspek itu tidak terpenuhi, maka secara ilmiah keberadaan suatu benda tersebut patut untuk diperbaiki atau diganti dengan yang baru (red: pembaharuan).
Sebagai anggota keluarga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda yang baik, maka diperlukan sebuah proses tabayyun (bertanya secara mendalam) terhadap apa yang sebenarnya menjadi penyebab bagi kurang maksimalnya lembaga-lembaga kemahasiswaan tersebut. Maka tercetuslah sebuah ide untuk bersilaturahmi bersama seluruh mahasiswa Fakultas Teknik UNTAG Samarinda melalui forum yang disebut sebagai KONGRES MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA. Semangat KONGRES MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK ini selayaknya dipahami sebagai sebuah semangat bersama penuh cita dari seluruh mahasiswa Fakultas Teknik dalam mendorong lembaga-lembaga kemahasiswaan di Fakultas Teknik UNTAG Samarinda pada periode ke depan yang lebih bermanfaat. Pada dasarnya, kita semuapun rindu akan kebersamaan di sebuah forum untuk membicarakan nasib kita, adik-adik kita, dan kakak-kakak kita yang menuntut ilmu di Fakultas Teknik UNTAG Samarinda sehingga kita semua bisa menjadi kader-kader engineer terbaik bagi kemajuan bangsa ini.
0 komentar:
Posting Komentar